BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan Islam merupakan suatu hal yang paling utama bagi
warga suatu negara, karena maju dan keterbelakangan suatu negara akan
ditentukan oleh tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan warga negaranya. Salah
satu bentuk pendidikan yang mengacu kepada pembangunan tersebut yaitu
pendidikan agama adalah modal dasar yang merupakan tenaga penggerak yang tidak
ternilai harganya bagi pengisian
aspirasi bangsa, karena dengan terselenggaranya pendidikan agama secara
baik akan membawa dampak terhadap
pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
Pendidikan Islam bersumber kepada al-Quran dan Hadis adalah untuk membentuk manusia yang
seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Allah Swt, dan untuk
memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh
kehidupannya, sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Atau dengan kata lain, untuk
mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia, supaya
sesuai dengan kehendak Allah yang
menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.
Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya sangat berkaitan
erat dengan sejarah Islam. Periodesasi pendidikan Islam selalu berada dalam
periode sejarah Islam itu sendiri. Secara garis besarnya Harun Nasution membagi
sejarah Islam ke dalam tiga periode. Yaitu periode klasik, pertengahan dan
modern. Kemudian perinciannya dapat
dibagi lima periode, yaitu : Periode Nabi Muhammad SAW (571-632 M), periode
Khulafa ar Rasyidin (632-661 M), periode kekuasaan Daulah Umayyah (661-750 M),
periode kekuasaan Abbasiyah (750-1250 M) dan periode jatuhnya kekuasaan
khalifah di Baghdad (1250-sekarang).[1]
Pendidikan Islam di zaman Nabi Muhammad SAW merupakan
periode pembinaan pendidikan Islam, dengan cara membudayakan pendidikan Islam
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Setelah itu dilanjutkan pada periode Khulafar
ar Rasyidin dan Dinasti Umayyah yang merupakan periode pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuaan yang ditandai dengan berkembangnya ilmu-ilmu
Naqliah dan’Aqliah
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai
berikut :
1.
Apa yang dimaksud
dengan sejarah pendidikan Islam?
2.
Apa tujuan mempelajari
sejarah pendidikan Islam?
3.
Apa landasan dalam
mempelajari sejarah pendidikan Islam?
4.
Apa yang menjadi objek
dalam sejarah pendidikan Islam?
5.
Bagaimana metode dalam
pengumpulan data sejarah pendidikan Islam?
6.
Apa manfaat
mempelajari sejarah pendidikan Islam?
C.
Tujuan
Pembahasan
Berdasarkan perumusan
permasalahan di atas, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk
mengetahui pengertian sejarah pendidikan Islam;
2. Untuk
mengetahui tujuan mempelajari sejarah pendidikan Islam;
3. Untuk
mengetahui landasan dalam mempelajari sejarah pendidikan Islam;
4. Untuk
mengetahui objek dalam sejarah pendidikan Islam;
5. Untuk
mengetahui metode dalam pengumpulan data sejarah pendidikan Islam;
6. Untuk
mengetahui manfaat mempelajari sejarah pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa
Arab yaitu tarikh, sirah atau ilmu tarikh, yang maknanya ketentuan masa
atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau yang membahas
penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. Dalam
bahasa Inggris sejarah dapat disebut dengan history
yang berarti uraian secara tertib tentang kejadian-kejadian masa lampau (orderly
descriphon of past even).
Adapun secara terminologi berarti sejumlah keadaan dan
peristiwa yang terjadi di masa lampau dan benar-benar terjadi pada diri
individu dan masyarakat sebagaimana benar-benar terjadi pada
kenyataan-kenyataan alam dan manusia.[2]
Sedangkan pengertian yang lain sejarah juga mencakup perjalanan hidup manusia
dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa karena sejarah mempunyai
arti dan bernilai sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah
pun membentuk manusia.[3]
Menurut istilah
sejarah berarti keterangan yang terjadi dikalangannya pada masa yang telah
lampau atau pada masa yang masih ada. Kata tarikh juga dipakai dalam arti
perhitungan tahun baik sesudah atau sebelum masehi. Kemudian yang dimaksud
dengan ilmu tarikh adalah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui
keadaan- keadaan atau kejadian- kejadian yang telah lampau maupun yang sedang
terjadi dikalangan umat. Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history yang berarti pengalaman masa
lampau dari pada umat manusia. Kemudian sebagai cabang ilmu pengetahuan sejarah
mengungkap peristiwa-peristiwa masa silam, baik peristiwa sosial, politik,
ekonomi, agama dan budaya dari suatu bangsa, negara atau dunia.
Pokok persoalan
sejarah senantiasa akan sarat dengan pengalaman penting yang menyangkut
perkembangan keseluruhan keadaan masyarakat. Menurut Sayid Quthub sejarah
bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa itu dan pengertian
mengenahi hubungan nyata dan tidak nyata yang menjalin seluruh bagian serta
memberinya dinamisme dalam waktu dan tempat. Sedangkan yang dimaksud
dengan pendidikan Islam yaitu proses bimbingan peserta didik ke arah
terbentuknya pribadi muslim yang baik (insan
kamil) untuk mencapai keberhasilan dan kemajuan pendidikan Islam. Menurut
Zakiah Derajat pendidikan Islam merupakan pendidikan yang lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental
yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik keperluan diri sendiri maupun
orang lain yang bersifat teoritis dan praktis.[4] Dengan demikiian
pendidikan Islam merupakan proses bimbingan dari pendidik terhadap perkembangan
jasmani, rohani dan akal peserta didik ke arah terbentuknya pribadi muslim yang
baik.
Dari beberapa
pengertian di atas maka dapat dirumuskan tentang pengertian ” sejarah pendidikan
Islam ” sebagai berikut :
1.
Keterangan
mengenahi pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islamdari waktu ke waktu lain sejak zaman lahirnya Islam sampai
dengan masa sekarang;
2.
Cabang
ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan Islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan
operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammad SAW sampai sekarang.
Pendidikan Islam yaitu suatu proses bimbingan dari pendidik
terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik ke arah
terbentuknya pribadi muslim yang baik.[5]
Karena ia merupakan sebagai alat yang dapat difungsikan untuk mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia (sebagai makhluk pribadi dan sosial)
kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejateraan hidup di dunia
dan kebahagiaan hidup di akhirat. Dalam hal ini, maka kedayagunaan pendidik
sebagai alat pembayaran sangat bergantung pada pemegang alat kunci yang banyak
menentukan keberhasilan proses pendidikan,[6]
yang telah berkembang di berbagai daerah dari sistem yang paling sederhana
menuju sistem pendidikan Islam yang modern.
Dari berbagai pengertian pendidikan Islam dapat kita
simpulkan bahwa pendidikan Islam adalah proses bimbingan dari pendidik yang
mengarahkan anak didiknya kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud
dalam amal perbuatan dan terbentuknya pribadi muslim yang baik. Dari pengertian
sejarah dan pendidikan Islam maka dapat dirumuskan pengertian tentang sejarah
pendidikan Islam atau tarihut Tarbiyah Islamiyah dalam buku Zuhairini yaitu :
1.
Keterangan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain,
sejak zaman lahirnya Islam sampai dengan masa sekarang;
2.
Cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam,
baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi
sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.[7]
Dra. Hasbullah merumuskan bahwa sejarah pendidikan Islam
yaitu :
1.
Catatan peristiwa
tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari sejak lahirnya
sampai sekarang;
2.
Suatu cabang ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam
baik dari segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun opersinalisasi
sejak zaman nabi Muhammad hingga saat ini.[8]
Dari dua sumber yang
merumuskan sejarah pendidikan Islam dapat disimpulkan bahwa kedua penjelasan
memiliki maksud yang sama yaitu peristiwa atau cabang ilmu pengetahuan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari segi ide, konsep, lembaga
operasionalisasi dari sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang.
B.
Tujuan
Dengan mengkaji
sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam
dari zaman Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan, perkembangan,
kemajuan, kemunduran, dan kebangkitan kembali tentang pendidikan Islam. Dari
sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem, dan
operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu, jadi sejarah pada dasarnya
tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan
refleksi historis. Dengan demikian belajar sejarah pendidikan Islam dapat
memberikan semangat (back projecting theory) untuk membuka lembaran dan
mengukir kejaya dan kemajuan pendidikan Islam yang baru dan lebih baik. Dengan
demikian sejarah pendidikan Islam sebagai study tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan sejarah pendidikan sudah barang tentu sangat bermanfaat
terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau perkembangan
pendidikan.
C.
Landasan
Dalam perkembangan
pendidikan Islam didalam sejarahnya menunjukan perkembangan dalam subsistem yang
bersifat operasional dan teknis terutama tentang metode, alat-alat dan bentuk
kelembagaan adapun hal yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan Islam tetap
dapat dipertahankan sesuai dengan ajaran Islam dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.[9]
Pendidikan Islam menurut Zakiah Drajat merupakan pendidikan yang lebih banyak
ditunjukkan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal
perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat
teoritis dan praktis.[10]
D.
Objek
Obyek kajian sejarah pendidikan Islam adalah fakta-fakta
pendidikan Islam berupa informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan Islam baik formal, informal dan non formal. Dengan demikian akan
diproleh apa yang disebut dengan sejarah serba objek hal ini sejalan dengan
peranan agama Islam sebagai agama dakwah penyeru kebaikan, pencegah
kemungkaran, menuju kehidupan yang sejahtera lahir bathin secara material dan
spiritual. Namun sebagai cabang dari ilmu pengetahuan, objek sejarah pendidikan
Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam objek-objek
sejarah pendidikan, seperti mengenai sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan kata
lain, bersifat menjadi sejarah serba subjek.[11]
Sejarah biasanya
ditulis dan dikaji dari sudut pandang suatu fakta atau kejadian dari peradaban
bangsa. Maka obyek sejarah pendidikan Islam mencakup fakta- fakta yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik informal,
formal maupun non formal. Sebagai cabang ilmu pengetahuan obyek sejarah pendidikan
Islam umumnya tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan dalam obyek sejarah
pendidikan seperti mengenahi sifat-sifat yang dimilikinya.
Pendidikan Islam merupakan warisan dan perkembangan budaya
manusia yang bersumber dan berpedoman ajaran Islam dalam rangka terbentuknya
kepribadian utama menurut Islam. Munculnya ilmu pendidikan telah memotivasi
umat Islam untuk menelusuri perjalanan sejarah pendidikan Islam. Teori-teori
yang berkaitan dalam dunia pendidikan besar gunanya dalam mengumpulkan fakta-fakta
sejarah yang selanjutnya menempatkan fakta-fakta tersebut dalam konteks
sejarahnya dengan demikian pembahasan sejarah pendidikan tidak sekedar
menempatkan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan dan
perjalanan pendidikan Islam sesuai dengan urutan-urutan peristiwa. Lebih dari
itu sejarah pendidikan Islam menuntut pengungkapan realitas sosial muslim untuk
menjawab suatu peristiwa yang terjadi.
Dengan demikian sejarah pendidikan Islam bukanlah ilmu
berdiri sendiri namun merupakan bagian dari sejarah pendidikan secara umum.
Sejarah pendidikan merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah
dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada waktu yang telah
lampau. Sejarah pendidikan menguraikan perkembangan pendidikan dari dahulu
hingga sekarang.[12]
Oleh karena itu, sejarah pendidikan sangat erat kaitannya dengan beberapa ilmu
antara lain :
1. Sosiologi
Interaksi
yang terjadi baik antara individu maupun antara golongan, dimana dalam hal ini
menimbulkan suatu dinamika. Dinamika dan perubahan tersebut bermuara pada
terjadinya mobilitas sosial semua itu berpengaruh pada sistem pendidikan Islam.
Serta kebijaksanaan pendidikan Islam yang dijalankan pada suatu masa.
2. Ilmu
Sejarah
Membahas tentang perkembangan
peristiwa-peristiwa atau kejadian –kejadian penting di masa lampau dan juga
dibahas segala ikhwal “orang-orang besar” dalam struktur kekuasaan dalam
politik karena umumnya orang-orang yang besar cukup dominan pengaruhnya dalam
menetukan sistem, materi, tujuan pendidikan, yang berlaku pada masa itu.
3. Sejarah
Kebudayaan
Dalam
hubungan ini pendidikan berarti pemindahan isi kebudayaan untuk menyempurnakan
segala dan kecakapan anak didik guna menghadapi persoalan-persoalan dan
harapan-harapan kebudayaannya, pendidikan Islam adalah usaha mewariskan
nilai-nilai budaya dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.
E.
Metode
Mengenai metode sejarah pendidikan Islam, walaupun terdapat
hal-hal yang sifatnya khusus, berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan
sejarah. Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu
perpaduan khusus keterampilan intelektual. Sejarahwan harus menguasai alat-alat
analisis untuk menilai kebenaran materi-materi sebenarnya, dan perpaduan untuk
mengumpulkan dan menafsirkan materi-materi tersebut kedalam kisah yang penuh
makna, sebagai seorang ahli, sejarawan harus mempunyai sesuatu kerangka
berpikir kritis baik dalam mengkaji materi maupun dalam menggunakan
sumber-sumbernya.[13]
Untuk memahami sejarah pendidikan Islam diperlukan suatu pendekatan atau metode
yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif, metode
komparatif dan metode analisis sistensis.
Dengan metode deskriptif, ajaran-ajaran Islam yang
dibawa oleh Rosulullah saw, yang termaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh
As-Sunnah, khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan Islam dapat
dilukiskan dan dijelaskan sebagaimana adanya. Pada saatnya dengan cara ini maka
yang terkandung dalam ajaran Islam dapat dipahami.
Metode komparatif mencoba membandingkan antara tujuan
ajaran Islam tentang pendidikan dan tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup
dan berkembang pada masa dan tempat tertentu. Dengan metode ini dapat diketahui
persamaan dan perbedaan yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat diajukan
pemecahan yang mungkin keduanya apabila terjadi kesenjangan.
Metode analisis sinsesis digunakan untuk memberikan
analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertian yang diberikan
ajaran Islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan
pendidikan Islam. Pada saatnya dengan metode sintesis dapat diperoleh
kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan sejarah pendidikan
Islam. Metode ini dapat pula didayagunakan untuk kepentingan proses pewarisan
dan pengembangan budaya umat manusia yang Islami.[14]
Dalam penggalian dan penulisan sejarah pendidikan Islam ada
beberapa metode yang dapat dipakai antaranya:
1.
Metode lisan,
dengan metode ini pelacakan suatu obyek sejarah dengan menggunakan interview;
2.
Metode observasi,
dalam hal ini obyek sejarah diamati secara langsung;
3.
Metode dokumenter,
dimana dengan metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala
catatan atau dokumen tertulis.[15]
Mengenai metode
sejarah pendidikan Islam terdapat hal-hal yang sifatnya khusus, akan tetapi
berlaku kaidah yang ada dalam penulisan sejarah.Untuk mencapai tujuan sejarah
pendidikan Islam seorang sejarawan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.
Seorang
sejarawan harus menguasai alat-alat analisis untuk menilai suatu kebenaran
materi-materi sumbernya dan perpaduan untuk mengumpulkan dan menafsirkan materi
itu ke dalam kisah yang penuh makna;
2.
Sebagai
seorang ahli sejarawan harus mempunyai suatu suatu kerangka berpikir yang
kritis baik dalam mengkaji materi maupun dalam menggunakan sumber-sumbernya;
3.
Seorang
sejarawan harus mempunyai ketrampilan menangkap dan merasakan secara luas
hubungan-hubungan yang serba kompleks;
4.
Sebagai
sejarawan mempunyai penguasaan ilmu pengetahuan yang luas guna memudahkan
pemahaman dari berbagai konteks;
5.
Dapat membandingkan
dan merasakan dampak serta mengaitkan data dengan peristiwa-peristiwanya.
Sehubungan dengan hal di atas H. Munawar Cholil mengemukakan
bahwa pengetahuan yang diperlukan
sebagai alat penyusun sejarah itu cukup banyak, tetapi yang perlu diketahui terlebih
dahulu adalah ilmu bumi (takhthiethul-
ardh), ilmu isi bumi (thabaqaatul-
ardh) dan ilmu negara (taqwimul-
buldaan).
Pada pertengahan abad ke- 19 sarjana umumnya mengambil tema
yang luas, menampilkan seluruh sejarah nasional dalam berbagai karya-karya
besar. Sejak waktu itu penelitian sejarah diarahkan kepada lebih banyak topik
khusus, dengan berbagai cara penetapan sesuai dengan kecenderungan penulisnya
atau kepada masalah nasionalnya kepada sumber materi yang belum digali. Topik
kajian sejarah, apa saja peristiwanya baik yang berhubungan dengan tokoh,
institusinya, harus mempunyai relevansi dengan kehidupan masyarakat secara
keseluruhan. Disini nampak bahwa metode deskriptif dan analisis merupakan kunci
dalam penyusunan sejarah pada umumnya. Dalam obyek sejarah pendidikan Islam
sangat berkaitan dengan nilai – nilai agamawi, filosofi, psikologi dan
sosiologi, maka perlu menempatkan obyek sasarannya secara utuh, menyeluruh dan
mendasar.
F.
Manfaat
Secara umum sejarah memegang peranan penting bagi kehidupan
umat manusia. Hal ini karena sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang
dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan
serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran Islam
(Al-Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejarahan yang langsung dan
tidak langsung mengandung makna benar, pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan
utama khususnya umat Islam. Ilmu tarikh (sejarah) dalam Islam menduduki arti
penting dan berguna dalam kajian dalam Islam. Oleh karena itu kegunaan sejarah
pendidikan meliputi dua aspek yaitu kegunaan yang bersifat umum dan yang
bersifat akademis.[16]
Sejarah pendidikan Islam memiliki kegunaan tersendiri
diantaranya sebagai faktor keteladanan, cermin, pembanding, dan perbaikan
keadaan. Sebagai faktor keteladanan dapat dimaklumi karena al-Qur’an sebagai
sumber ajaran Islam banyak mengandung nilai kesejarahan sebagai teladan.
Sebagai cermin ilmu sejarah berusaha menafsirkan pengalaman masa lampau manusia
dalam berbagai kegiatan. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan bahwa tidak
semua kagiatan manusia berjalan mulus terkadang menemukan rintangan-rintangan tertentu
sehingga dalam proses kegiatannya mendapat sesuatu yang tidak diharapkan, maka
kita perlu bercermin atau dengan kata lain mengambil pelajaran dari
kejadian-kejadian masa lampau sehingga tarikh itu bagi masa menjadi cermindan
dapat diambil manfaatnya khususnya bagi perkembangan pendidikan Islam.
Sebagai pembanding, suatu peristiwa yang berlangsung dari
masa ke masa tentu memiliki kesamaan dan kekhususan. Dengan demikian hasil
proses pembanding antara masa silam, sekarang, dan yang akan datang diharapkan
dapat memberi andil bagi perkembangan pendidikan Islam karena sesungguhnya
tarikh itu menjadi cermin perbandingan bagi masa yang baru. Sebagai perbaikan,
setelah berusaha menafsirkan pengalaman masa lampau manusia dalam berbagai
kegiatan kita berusaha pula untuk memperbaiki keadaan yang sebelumnya kurang
konstruktif menjadi lebih konstruktif.[17]
Adapun kegunaan sejarah pendidikan Islam yang bersifat
akademis diharapkan dapat :
1.
Mengetahui dan
memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam, sejak zaman lahirnya
sampai masa sekarang;
2.
Mengambil manfaat dari
proses pendidikan Islam, guna memecahkan problematika pendidikan Islam pada
masa kini;
3.
Memiliki sikap positif
terhadap perubahan-perubahan dan pembaharuan-pembaharuan sistem pendidikan Islam.
Selain itu sejarah pendidikan Islam akan mempunyai kegunaan
dalam rangka pembangunan dan pengembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini,
sejarah pendidikan Islam akan memberikan arah kemajuan yang pernah dialami
sehingga pembangunan dan pengembangan itu tetap berada dalam kerangka pandangan
yang utuh dan mendasar.[18]
Secara
umum sejarah mengandung kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan umat manusia
karena sejarah menyimpan, mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme
dan melahirkan nilai- nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan
umat manusia. Sumber utama ajaran Islam adalah al- Qur’an yang mengandung nilai
kesejarahan yang langsung maupun tidak langsung mengandung makna besar,
pelajaran yang sangat tinggi dan pimpinan utama khususnya bagi umat
Islam.Tarikh dan ilmu tarikh dalam Islam menduduki arti penting. Oleh karena
itu kegunaan sejarah pendidikan Islam meliputi dua aspek yaitu kegunaan yang
bersifat umum dankegunaan yang bersifat akademis.
Kegunaan
yang bersifat umum berarti sejarah pendidikan Islam mempunyai kegunaan sebagai
faktor keteladanan. Sejalan dengan makna yang tersurat
dan tersirat dalam firman Allah:
1.
Surat Al- Ahzab : 21
ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_öt ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sur ©!$# #ZÏVx. ÇËÊÈ
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”
2.
Surat Al- Imran : 31
ö@è% bÎ) óOçFZä. tbq7Åsè? ©!$# ÏRqãèÎ7¨?$$sù ãNä3ö7Î6ósã ª!$# öÏÿøótur ö/ä3s9 ö/ä3t/qçRè 3 ª!$#ur Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÊÈ
“Katakanlah
: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
3.
Surat Al- A’raf : 158
ö@è% $ygr'¯»t ÚZ$¨Z9$# ÎoTÎ) ãAqßu «!$# öNà6ös9Î) $·èÏHsd Ï%©!$# ¼çms9 Ûù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ( Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd ¾Çósã àMÏJãur ( (#qãYÏB$t«sù «!$$Î/ Ï&Î!qßuur ÄcÓÉ<¨Y9$# ÇcÍhGW{$# Ï%©!$# ÚÆÏB÷sã «!$$Î/ ¾ÏmÏG»yJÎ=2ur çnqãèÎ7¨?$#ur öNà6¯=yès9 crßtGôgs? ÇÊÎÑÈ
“Katakanlah:
"Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu
Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat
petunjuk.”
Berpedoman pada tiga ayat di atas, maka umat Islam dapat
menteladani proses pendidikan Islam semenjak zaman nabi Nabi Muhammad SAW,
zaman Khulafa’ur Rosyidin, zaman ulama’ besar dan para pemuka gerakan
pendidikan Islam, karena secara global bahwa proses pendidikan Islam pada
hakekatnya merupakan manifestasi daripada pemikiran mereka tentang konsepsi
Islam di bidang pendidikan baik teoritik maupun pelaksanaannya. Sedangkan
kegunaan sejarah pendidikan Islam secara dinamis berarti sejarah pendidikan
Islam selain memberikan perbendaraan perkembangan ilmu pengetahuan (teoritik
atau praktek) menumbuhkan perspektif baru dalm rangka mencari relevansi
pendidikan Islam terhadap bentuk perubahan dan perkembangan ilmu tegnologi.
Kegunaan studi
sejarah pendidikan Islam diharapkan dapat :
1.
Mengetahui dan
memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sejak zaman lahirnya sampai sekarang;
2.
Mengambil manfaat dari
proses pendidikan Islamguna memecahkan problematika pendidikan zaman sekarang;
3.
Memiliki sikap positif
terhadap perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan Islam.
Selain itu sejarah
pendidikan Islam akan mempunyai kegunaan dalam rangka pembangunan dan
pengembangan pendidikan Islam. Dalam hal ini memberikan arah kemajuan yang
pernah dialamidan dinamismenya dalam kerangka pandangan yang utuh dan mendasar.
Dari mengkaji sejarah kita dapat memperoleh informasi tentang pelaksaan
pendidikan Islam dari zaman Rosulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan,
perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dari pendidikan Islam.
Dari sejarah dapat diketahui bagaimana yang terjadi dalam penyelenggaraan
pendidikan Islam dengan segala ide, konsep, institusi, sistem, dan
opersionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu.[19]
Dalam ajaran Islam, pendidikan mendapatkan posisi yang
sangat penting dan tinggi karena pendidikan merupakan salah satu perhatian
sentral (central attention) masyarakat. Pengalaman pembangunan di
negara-negara sudah maju khususnya negara-negara di dunia Barat membuktikan
betapa besar peran pendidikan dalam proses pembangunan. Tepatnya dikatakan oleh
Ghulam nabi Saqib Education may be used to help modernize a society,
education, therefore is certainly the key to the modernization of muslim
societies. Demikian juga tepat dapat dikatakan Jhon Dewey, pendidikan
diartikan sebagai social continuty of life. Pendidikan juga diartikan, it mo
kowly as transmission from some persons to others of the skills the arts and
the science. Adapun Kant, mengartikan pendidikan sebagai care,
discipline and instruction. Oleh karena itu, peranan pendidik sangat
penting dan pendidikan hendaknya memenuhi kebutuhan masyarakat.[20]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sejarah pendidikan Islam
adalah peristiwa atau cabang ilmu pengetahuan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan pendidikan Islam dari segi ide, konsep, lembaga operasionalisasi
dari sejak zaman nabi Muhammad saw sampai sekarang. Dengan mengkaji sejarah
akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan Islam dari zaman
Rosulullah sampai sekarang mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan,
kemunduran, dan kebangkitan kembali tentang pendidikan Islam.
Obyek kajian sejarah
pendidikan Islam adalah fakta-fakta pendidikan Islam berupa informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam baik formal, informal dan non
formal. Untuk memahami sejarah pendidikan Islam diperlukan suatu pendekatan
atau metode yang bisa ditempuh adalah keterpaduan antara metode deskriptif,
metode komparatif dan metode analisis sistensis. Sejarah pendidikan Islam
memiliki kegunaan tersendiri diantaranya sebagai faktor keteladanan, cermin, pembanding,
dan perbaikan keadaan.
B.
Saran-saran
1.
Sejarah merupakan
fakta, oleh karena itu para penguasa tidak selayaknya merekayasa dokumen
sejarah dengan tujuan yang bersifat menguntungkan pribadi atau golongan
tertentu atau untuk melanggengkan kekuasaannya tersebut;
2.
Mempelajari sejarah
membuat kita bisa mempertimbangkan langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk
masa depan nanti, seyogyanya kita lebih bijaksana dalam menganalisa sejarah
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berbagai langkah dan perbuatan;
3.
Generasi penerus
sejarah seyogyanya dapat mengambil hikmah dari sejarah pendahulunya dan
meneladaninya berbagai aspek positif dari sejarah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Armai
Arief. 2005. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendiidikan Islam
klasik. Bandung : Angkasa.
Departemen
Agama. 2005. Rekontruksi Sejarah Pendidikan
Islam di Indonesia. Jakarta : Departemen Agama RI.
Enung
K. Rukiati. 2006. Sejarah Pendidikan
Islam di indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
Hanun
Asrohah. 2001. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu.
Hasbullah.
1995. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Raja Garfindo
Persada.
Mustafa.
1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung : Pustaka Setia.
Zakiah
Drajat. 1996. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta : Bumi Aksara.
Zuhairini.
1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
[1]
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hal.
7.
[2]
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, (Jakarta : Raja Garfindo Persada, 1995), hal. 1.
[3]
Departemen Agama, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta : Departemen Agama RI, 2005), hal. 1.
[5] A.
Mustafa, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Bandung : Pustaka
Setia, 1999), hal. 11.
[6] Armai
Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendiidikan Islam klasik,
(Bandung : Percetakan Angkasa, 2005), hal. 4.
[7]
Zuhairini, dkk, Op. Cit., hal.
2.
[8]
Hasbullah, Op. Cit., hal.
8-9.
[9] A.
Mustafa, Op. Cit., hal.
11.
[10]
http//forum.dudung.net
[11] A.
Mustafa, Op. Cit., hal.
14.
[12]
Departemen Agama, Op. Cit., hal.
11.
[13] A.
Mustafa, Op. Cit., hal.
14.
[14] Enung
K Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di indonesia, (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hal.
14-15.
[15]
Hasbullah, Op. Cit., hal. 10.
[16] A.
Mustafa, Op. Cit., hal.
16.
[17] Enung
K Rukiati, Op. Cit., hal. 17.
[18]
Zuhairini, dkk, Op. Cit., hal.
2.
[19] Hanun
Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 2001), hal. 11.
[20]
Departemen Agama, Op. Cit., hal.
7.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar Anda