BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Menurut seorang ilmuwan muslim Bangladesh,
Dr. Muhammad S.A Ibrahimy, napas keislaman dalam pribadi seorang muslim
merupakan elan vitale yang
menggerakan perilaku yang diperkokoh dengan ilmu pengetahuan yang luas.
Sehingga ia mampu memberikan jawaban yang tepat guna terhadap tantangan
perkembangan ilmu dan teknologi. Sedangkan Dr. Yusuf Qaradhawi memberikan
pengertian pendidikan Islam sebagai pendidikan manusia seutuhnya; akal dan
hatinya, rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Pendidikan Islam
menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam perang, dan menyiapkan untuk
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan
pahitnya. Menurut Dr. Mohammad Natsir, maksud ‘didikan’ di sini ialah satu
pimpinan jasmani dan ruhani yang menuju kepada kesempurnaan dan kelengkapan
arti kemanusiaan dengan sesungguhnya.
Pada intinya, pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari tiga unsur dimana hal ini juga sebagai asal muasal manusia dan
ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu jasad, ruh dan intelektualitas. Semua
manusia adalah sama dalam komposisi ini. Mereka semua tercipta dan dilahirkan
ke alam dunia ini dengan dasar penciptaan dan kehidupan yang tidak berbeda.
Berdasarkan hal-hal di atas, Islam
memandang pendidikan sebagai sesuatu yang identik dan tidak terpisahkan. Dengan
demikian, pendidikan dalam pandangan Islam meliputi tiga aspek yang tidak dapat
dipilah-pilah, yaitu 1) Pendidikan jasad (tarbiyah jasadiyah); 2) pendidikan ruh
(tarbiyah ruhiyah); dan 3) pendidikan intelektualitas (tarbiyah 'aqliyah).[1]
Pemahaman tentang pendidikan menurut Islam
sebagaimana yang telah dijelaskan memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat
mencolok dengan bagaimana dunia barat memahami pendidikan. Jika dalam Islam
pendidikan harus meliputi tiga aspek seperti di atas, maka dalam pandangan
barat semua aspek itu tidak perlu selalu diidentikkan. Dalam pendidikan barat
juga lebih ditekankan pada rasionalitas semata.
Di Barat, pendidikan menjadi ajang
pertarungan ideologis dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan –secara tidak
langsung merupakan tujuan hidup – berbenturan dengan kepentingan-kepentingan
lain. Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat dalam menetapkan tujuan
hidup. Orang-orang Sparta salah satu kerajaan Yunani lama dahulu berpendapat
bahwa tujuan hidup adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat
negara. Dan pengertian kuat menurut orang-orang Sparta adalah kekuatan fisik.
Oleh sebab itu tujuan pendidikan Sparta adalah sejajar dengan tujuan hidup
mereka, yaitu memperkuat, memperindah dan mempertegus jasmani. Sebaliknya orang
Athena, juga salah satu kerajaan Yunani lama, berpendapat bahwa tujuan hidup
adalah mencari kebenaran (truth), dan
kalau bisa menyirnakan diri pada kebenaran itu. Dan Plato menjelaskan bahwa
benda, konsep-konsep dan lainnya bukanlah benda sebenarnya. Dia sekedar
bayangan dari benda hakiki yang wujud di alam utopia. Manusia terdiri dari roh
dan jasad. Roh itulah hakikat manusia, maka segala usaha untuk membersihkan,
memelihara, menjaga dan lain-lain roh itu disebut pendidikan.
Mazhab-mazhab pendidikan eropa Barat dan
Amerika sesuah Decartes (1596-1650) mengambil dari kedua mazhab Yunani lama
tersebut, dan semua mazhab beranggapan bahwa dunia inilah tujuan hidup sehingga
ada yang mengingkari sama sekali wujud Tuhan dan hari akhir. Ada mazhab
rasionalisme yang berpangkal pada Plato, Aristoteles, Descartes, Kant, dan
lainnya; ada mazhab Empirisme yang dipelopori oleh John Locke yang terkenal
dengan kerta putih (tabu rasa); ada mazhab progressivisme yang dipelopori oleh
John Dewey yang berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah lebih banyak
pendidikan; ada mazhab yang berasal dari sosiolog, yaitu sosiologi pengetahuan
yang menitik beratkan budaya; selanjutnya ada mazhab fenomenologi atau
eksistensialisme yang beranggapan bahwa pendidikan seharusnya bersifat
personal, oleh sebab itu sekolah tidak ada gunannya dan harus dibubarkan.
Dari segi karakteristik, terdapat
perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, dalam
Islam pendidikan memiliki karakteristik, yaitu pertama, penguasaan ilmu pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan
mencari ilmu pengetahuan bagi setiap Muslim dan muslimat. Setiap Rasul yang
diutus Allah lebih dahulu dibekali ilmu pengetahuan, dan mereka diperintahkan
untuk mengembangkan llmu pengetahuan itu. Kedua,
pengembangan ilmu pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus diberikan dan
dikembangkan kepada orang lain. Ketiga,
penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu
penetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapat dari pendidikan Islam terikat oleh
nilai-nilai akhlak. Keempat,
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk pengabdian kepada
Allah dan kemaslahatan umum. Kelima,
penyesuaian terhadap perkembangan anak. Sejak awal perkembangan Islam,
pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai umur, kemampuan, perkembangan
jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha dan proses pendidikan haruslah memperhatikan
faktor pertumbuhan anak. Keenam,
pengembangan kepribadian. Bakat alami dan keampuan pribadi tiap-tiap anak didik
diberikan kesempatan berkembang sehingga bermanfaat bagi dirinya dan
masyarakat. Setiap murid dipandang sebagai amanah Tuhan, dan seluruh kemampuan
fisik dan mental adalah anugerah Tuhan. Perkembangan kepribadian itu berkaitan
dengan seluruh nilai sistem Islam, sehingga setiap anak dapat diarahan untuk
mencapai tujuan Islam. Ketujuh,
penekaanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak didik diberi
semangat dan dorongan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga benar-benar
bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Amal shaleh
dan tanggung jawab itulah yang menghantarkannya kelak kepada kebahagiaan di
hari kemudian kelak.
Dengan karakteristik-karakteristik
pendidikan tersebut tampak jelas keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan
pendidikan lainnya. Karena, pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung
dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya. Dalam
pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan
diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar
bebas nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan.
Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas
wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat
dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang
memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta
nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus
berubah. Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan
melahirkan ilmu-ilmu sekular.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan
sebagai berikut :
1.
Bagaimana sistem
pendidikan di Amerika Serikat?
2.
Bagaimana sistem
pendidikan di Kanada?
C.
Tujuan
Pembahasan
Berdasarkan perumusan
masalah di atas, maka tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Untuk mengetahui
sistem pendidikan di Amerika Serikat;
2.
Untuk mengetahui
sistem pendidikan di Kanada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Pendidikan di Amerika Serikat
1.
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) mencerminkan ciri dari sistem pemerintahan di sana yaitu federal
dengan desentralisasi melalui pemerintahan
negara-negara bagian (states). Penanggung
jawab utama sistem pendidikan di sana adalah Departemen Pendidikan Pemerintah Federal di Washington
D.C, namun kegiatan sehari-hari
didelegasikan penuh kepada pemerintah setiap negara bagian yang kemudian mendelegasikannya lagi
kepada Kantor Pendidikan Distrik (Public School District), dan kepada
badan-badan penyantun college dan universitas.[2]
Tugas dari Local Public
Sschool Districts adalah mengawasi sekolah-sekolah dasar dan menengah milik
negara dalam kawasan sebesar kota atau
desa. Pada setiap district ini, badan pembuat kebijakan tertinggi adalah Board of Education atau School
Committee yang anggotanya biasanya
dipilih secara berkala, setiap dua atau tiga
tahun, oleh para pemilih yang berada dalam wilayah School Districts itu. Untuk menjadi calon anggota School Districts tersebut, seseorang tidak perlu memiliki kualifikasi
pendidikan atau profesional
tertentu. Yang terpenting adalah si
calon adalah warga di daerah yang
menjadi cakupan School Districts tersebut dan mempunyai kepedulian akan maju mundurnya sistem
pendidikan di daerahnya. Keberadaan School Districts ini (semacam rayon, kalau di Indonesia) sangat memudahkan penduduk AS
termasuk pendatang seperti mahasiswa
asing untuk menempuh pendidikan yang bermutu
karena terus dijaga kualitasnya oleh School
District, murah (tidak ada uang
sekolah dan sebagian besar fasilitas belajar dijamin), dan aman (letak sekolah tidak jauh dari rumah,
sehingga keberadaan siswa lebih mudah
diawasi).
Selain pemerintah, organisasi swasta dan kelompok keagamaan
juga boleh membuka sekolah dasar dan
sekolah menengah di semua negara bagian. Sekolah-sekolah swasta ini tidak berkait
dengan School Districts setempat, dan memperoleh kebebasan dalam mengembangkan sistem pendidikan yang berbeda
dengan yang telah ditetapkan pemerintah
negara bagian. Boarding school (sekolah
dengan sistem asrama) adalah salah satu contoh dari jenis sekolah yang dibuka organisasi swasta atau
keagamaan. Sekitar 50% sekolah-sekolah swasta di AS dimiliki oleh
gereja Roma Katolik, dan 30% lagi dibuka
oleh berbagai kelompok keagamaan yang lain.
Mulai usia 6 tahun, anak-anak Amerika dapat masuk SD. Pendidikan
dasar dan menengahnya terdiri atas SD (Elementary
School) selama 6 tahun, SMP (Junior
High School) selama 2 tahun dan SMA (High
School) selama 4 tahun.[3]
2.
Pendidikan
Strata Satu
Seperti halnya pendidikan dasar dan menengah, penyelenggaraan pendidikan tinggi di AS juga dilakukan oleh pihak pemerintah negara bagian dan organisasi
swasta/keagamaan. College atau universitas
yang dimiliki pemerintah mempunyai konsep yang
berbeda dengan universitas negeri di Indonesia yang mengacu langsung kepada Kemdiknas di Jakarta. Sampai tingkat tertentu, universitas-universitas pemerintah di AS
mempunyai kebebasan dalam menjalankan
organisasinya sehingga kadang-kadang agak
sukar dibedakan apakah universitas tersebut milik negara atau milik swasta 100%.
Setiap universitas milik pemerintah bebas mencari sumber dana sendiri baik dari proyek-proyek
penelitian, donasi, ataupun
kegiatan-kegiatan lainnya. Bahkan mereka
juga dapat menentukan berapa besar uang
sekolahnya (tuition) per
semester berikut iuran-iuran kegiatan (fees) lainnya. Akan tetapi, penentuan besarnya tuition
and fees tersebut harus mendapat
persetujuan badan penyantun universitas
tersebut. Di setiap negara bagian,
biasanya ada Higher Education Board yang terdiri dari tokoh-tokoh
pemerintah dan swasta, yang berwenang
memberikan persetujuan akan perubahan tuition and fees suatu universitas. Meskipun pihak pimpinan universitas sudah setuju untuk menaikkan tuition and fees, kalau Board
tidak setuju maka secara hukum kenaikan tidak dapat dilaksanakan.
Selain itu, Board juga bertugas untuk memperjuangkan kenaikan anggaran bagi
universitas-universitas milik pemerintah
tersebut kepada pemerintah negara bagian (kantor gubernur).
Secara umum, Sistem pendidikan tinggi di AS dapat dibedakan
atas University
dan College.
University pada umumnya
menawarkan pendidikan undergraduate dan graduate, sedangkan College
umumnya lebih berfokus pada pendidikan undergraduate dengan beberapa perkecualian. Di university,
istilah College mempunyai arti yang sama dengan Fakultas kalau di
Indonesia. Fakultas teknik, misalnya, biasa disebut sebagai College
of Engineering, Fakultas Hukum
sebagai College of Law dan lain-lain. Istilah College
tersebut, seperti telah dijelaskan di atas, hanya berfokus pada pendidikan undergraduate atau dengan kata lain administrasi College
hanya mengurusi mahasiswa undergraduate. Mahasiswa graduate, secara administratif, berhubungan dengan Graduate College (seperti Fakultas Program Pasca Sarjana di
Indonesia). Apabila anda seorang lulusan Fakultas Ekonomi di Indonesia dan
hendak menempuh studi Master of Economics di AS, maka College yang akan menerima lamaran adalah Graduate College. Graduate
College tersebut kemudian akan
meneruskan lamaran ke Department of
Economics, dan kemudian Department akan mengembalikannya lagi ke
Graduate
College untuk membuat keputusan akhir apakah diterima atau
tidak. Kalau diterima, secara administratif akan tercatat sebagai mahasiswa Graduate College dan secara akademis akan
tercatat sebagai mahasiswa Department of Economics.
Khusus untuk pendidikan undergraduate, College dapat dibagi menjadi tiga jenis. Yang hanya disebut sebagai College tanpa embel-embel apapun di
depannya biasanya menawarkan pendidikan undergraduate penuh selama empat tahun sampai si
mahasiswa meraih gelar Bachelor. Umumnya pendidikan di College memakan waktu empat
tahun dimana setiap tahun mahasiswa mengalami
semacam kenaikan tingkat berdasarkan beban kredit yang diambilnya.
Mahasiswa yang baru masuk, disebut freshman,
kemudian tahun kedua disebut sophomore,
tahun ketiga junior, dan tahun keempat atau terakhir senior.
Jenis College lainnya
adalah Community College yang umumnya berada di bawah jurisdiksi suatu kota kecil atau desa. Community
College lebih ditujukan untuk
pendidikan keterampilan dengan memberikan sertifikat bagi lulusannya.
Lama pendidikannya biasanya dua tahun, dan gelar yang diberikan bagi lulusannya adalah Associate Degree. Meskipun lebih dititik beratkan pada keterampilan, Community College juga membuka jurusan yang umumnya ada di College biasa seperti Engineering,
Business, Accounting, Computer Science.
Para mahasiswa yang mengambil
jurusan-jurusan tersebut, setelah
mendapatkan gelar Associate Degree, biasanya bermaksud untuk pindah ke College
yang menawarkan gelar Bachelor. Dalam proses
perpindahan ini, mereka dapat mentransfer sebagian besar kredit yang telah mereka dapatkan di Community College ke College biasa. Dengan demikian, mereka masuk ke College biasa langsung sebagai mahasiswa junior dan biasanya membutuhkan dua
sampai tiga tahun lagi untuk mendapatkan
gelar Bachelornya. Jenis College
terakhir adalah Junior College (Juco)
yang menyelenggara-kan pendidikan undergraduate selama tiga tahun. Konsep College
ini hampir sama dengan Community College, hanya mereka
mensyaratkan waktu belajar lebih lama
dan ketrampilan yang lebih tinggi. Di
Indonesia, mungkin College ini dapat diasosiasikan dengan program D3. Sama
halnya dengan Community College,
lulusan Juco dapat pindah ke College
biasa dengan memindahkan sebagian besar kredit yang sudah didapat.
3.
Pendidikan
Pascasarjana
Setiap universitas di AS umumnya
mempunyai program graduate atau pasca sarjana yang berada
di bawah Graduate College. Tidak semua universitas atau jurusan dalam universitas menawarkan program
doktor. Banyak jurusan yang hanya menawarkan program master, terutama jurusan-jurusan yang bertujuan mendidik lulusannya sebagai
praktisi. Sesuai dengan perkembangan, makin banyak jenis-jenis master yang ditawarkan kepada calon mahasiswa terutama mahasiswa
asing. Sejalan dengan sistem pendidikan yang bebas, persyaratan
untuk program S2, waktu penyelesaiannya, dan gelar yang diberikannya
pun berbeda-beda. Program master dapat
dikelompokkan menjadi master terminal
dan master
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan master terminal adalah program master
berjangka waktu satu tahun dengan orientasi pada aplikasi suatu ilmu dan biasanya hanya berupa
kuliah-kuliah tanpa penelitian atau
tesis akhir. Lulusan program master terminal ini
diharapkan untuk langsung terjun mengaplikasikan ilmunya di profesinya, dan bukan calon mahasiswa doktor. Apabila si lulusan berniat menjadi calon doktor, maka ia harus
mengajukan lamaran kembali untuk program
doktornya dan apabila diterima, harus
memulai kuliahnya dari nol atau dianggap sebagai mahasiswa tahun pertama master,
bukan sebagai lulusan master. Implikasinya adalah adanya kerugian waktu yang dialami si
mahasiswa apabila ia berniat menjadi
doktor tetapi mengambil program master terminal. Yang
dimaksud dengan master
berkelanjutan, adalah program master
bagi mahasiswa yang memang berniat
menjadi doktor. Gelar master diberikan,
dengan atau tanpa tesis, setelah mahasiswa menyelesaikan sejumlah kredit tertentu dari seluruh program
kuliahnya (biasanya setelah dua
tahun). Gelar yang diberikan biasanya
adalah MA
(Master of Arts). Pada master jenis ini, sejak awal si
mahasiswa memang mengajukan lamaran
untuk program doktor atau bisa juga
seorang mahasiswa program master pindah ke program doktor setelah satu atau dua tahun kuliah, tentu
saja dengan mengajukan lamaran baru. Di
antara kedua ekstrim di atas, master terminal dan master berkelanjutan,
ada kombinasi di antara keduanya. Master
jenis kombinasi ini mensyaratkan seorang mahasiswa yang diterima di program master untuk menyelesaikan semua kuliahnya ditambah master
thesis atau master project untuk mendapatkan
gelar masternya, dan setelah gelar didapat maka dilakukan evaluasi
atas prestasinya selama program master
tersebut. Apabila dianggap memenuhi syarat, maka si mahasiswa dapat
diterima di program doktor dan tinggal
melanjutkan kuliah-kuliah program doktor yang
belum ia dapatkan di program master.
Makin derasnya arus mahasiswa asing belajar ke
universitas-universitas di AS, terutama dari Asia Timur dan Tenggara
termasuk Indonesia, dilihat pihak
pimpinan universitas sebagai peluang untuk
menambah pemasukan mereka. Dengan
segala kreativitasnya, mereka menciptakan
program-program master yang
berorientasi pada aplikasi dan khusus
ditujukan untuk mahasiswa asing.
Biasanya program ini mempunyai
embel-embel executive program.
Seperti sudah disinggung di atas, program master ada yang mensyaratkan pesertanya untuk menulis karya
akhir dan ada yang tidak. Untuk program master yang tidak mensyaratkan
karya akhir, maka kelulusan ditentukan
oleh GPA (Grade Point Average)
atau IPK yang berada di atas angka
minimum (biasanya 3.0 dari skala
4.0). Selain itu biasanya juga
diperhatikan bagaimana GPA untuk
pelajaran-pelajaran wajib (core
courses) dan GPA untuk pelajaran-pelajaran spesialisasi (specialization courses). Untuk program
master yang mensyaratkan karya akhir, mahasiswa bisa memilih antara membuat Master thesis atau Master
project. Master thesis biasanya lebih condong pada pendekatan
metodologis dan teoritis dalam membahas
suatu masalah, dan menurut peraturan, Master
thesis harus dibuat mengikuti format-format yang telah
ditetapkan graduate college, untuk kemudian thesis tersebut dimasukkan
dalam koleksi perpustakaan
universitas. Master project biasanya mencakup
aplikasi suatu pendekatan terhadap suatu masalah yang nyata di lapangan, dan berbeda dengan Master thesis, Master project tidak harus
dibuat dalam format yang ditetapkan Graduate
College dan tidak akan menjadi
koleksi perpustakaan. Ujian akhir dari Master
thesis merupakan ujian lisan yang melibatkan pembimbing tesis sebagai ketua tim penguji ditambah satu atau
dua pengajar lain sebagai anggota. Ujian ini bersifat formal dan harus
sepengetahuan Graduate College. Untuk Master project, ujian bersifat
informal dalam pengertian tidak
sepengetahuan Graduate College. Ujiannya
biasanya dipimpin pembimbing project dengan satu pengajar lain sebagai anggota.
Beberapa universitas menawarkan program master yang cukup unik yaitu
double degree dimana seorang
mahasiswa bisa mendapatkan dua gelar master yang berlainan tanpa menghabiskan
waktu yang terlalu lama. Pendaftaran untuk double degree ini bisa dilakukan
pada saat aplikasi awal atau setelah kuliah berjalan satu tahun. Strategi yang biasa diambil adalah mengambil
mata kuliah wajib program master utama, sedangkan jatah mata
kuliah pilihan dipakai untuk mata kuliah
wajib program master tambahan. Sisanya dipakai untuk mata kuliah spesialisasi yang cocok
untuk kedua program master
tersebut. Beberapa contoh double degree master adalah master akuntansi dengan Sistem informasi, MBA
dengan Master of Civil Engineering (khusus untuk construction management), Master
planning dengan arsitek.
Pada beberapa universitas di Amerika Serikat, seorang
mahasiswa yang sudah berstatus ABD atau
kandidat doctor tetapi akhirnya tidak
menyelesaikan disertasinya atau memilih untuk meninggalkan studi program doktoralnya tersebut mendapatkan
gelar M.Phil (Master of
Philosophy). Dengan penjelasan di
atas, bisa disimpulkan kalau M.Phil
sebenarnya setingkat lebih tinggi dari master biasa (MA atau Msc) yang dihasilkan melalui program master. Akan tetapi akreditasi pendidikan luar negeri yang dilakukan
direktorat jendral pendidikan tinggi
belum mengenal gelar tersebut, dan sebagai akibatnya seseorang dengan gelar M.Phil akan
disetarakan dengan yang baru lulus dari
master program.
B.
Sistem
Pendidikan di Kanada
1.
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Sama seperti AS, sistem pendidikan di Kanada berbeda di
setiap propinsi. Menurut UU Kanada, pendidikan merupakan
tanggung jawab tiap propinsi. Umumnya anak-anak Kanada masuk taman kanak-kanak selama satu atau dua tahun pada
usia 4 atau 5 tahun secara
sukarela. Semua anak masuk kelas SD pada
usia 6 tahun. Lamanya masa sekolah
dasar di Kanada berbeda untuk tiap propinsi.
Pendidikan dasar dan menengah di Kanada pada umumnya terdiri atas
SD selama 6 tahun, SMP selama 3 tahun dan SMA selama 3 tahun.[4]
Propinsi-propinsi seperti Quebec, Ontario, dan Manitoba mempunyai masa pendidikan dasar lebih panjang dibanding
propinsi lainnya karena di
propinsi-propinsi tersebut sistem pendidikan dasar dan menengahnya hanya terdiri dari sekolah dasar
dan menengah. Dengan sistem ini,
seorang anak di Quebec harus menghabiskan enam
tahun untuk sekolah dasar, kemudian lima tahun untuk sekolah menengah.
Sebelum masuk universitas, ia harus menjalani masa pendidikan pra-universitas (disebut CEGEP)
selama dua tahun. CEGEP bisa dianggap
sebagai kursus tambahan yang dapat dikreditkan
ke dalam kredit universitas atau college.
Propinsi Ontario dan Manitoba
mempunyai masa pendidikan dasar lebih
panjang, 8 tahun dan pendidikan menengah selama 4-5 tahun. Di
kedua propinsi ini, lulusan sekolah menengah dapat langsung melamar ke universitas tanpa melalui
pendidikan pra-universitas. Di luar ketiga propinsi di atas, pendidikan
menengahnya terdiri dari SLP dan SLA
yang lamanya masing-masing berkisar antara 2-3 tahun. Propinsi-propinsi yang memakai sistem ini
membolehkan warganya untuk mendaftar ke
universitas lebih dahulu dibanding-kan dengan di Ontario dan Quebec.
Seperti di tempat-tempat lain, pembinaan sekolah dasar dan menengah di Kanada ada yang dilakukan
pemerintah dan ada yang swasta. Sekolah-sekolah negeri pada tingkat lokal
dibina oleh perwakilan sekolah yang
telah dipilih. Perwalian sekolah
tersebut ada yang berlatar belakang
non-agama dan ada yang berlatar belakang
agama. Sekolah-sekolah yang aktif
merekrut pelajar internasional mengadakan
program ESL (pelajaran bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua) dan progrm homestay. Kebijaksanaan dalam penerimaan pelajar internasional berikut
biaya yang dikenakan sangat bervariasi
tergantung yayasan yang mengaturnya.
Sedangkan sekolah swasta yang
beroperasi di Kanada harus terdaftar pada departemen pendidikan di setiap propinsi dan memenuhi
kurikulum serta standar lainnya yang
telah ditentukan pemerintah. Beberapa
sekolah swasta menerapkan agama
tertentu, menekankan ajaran moral, dan standar
akademik tertentu.
2.
Pendidikan
Strata Satu
Kanada memiliki banyak universitas dan akademi yang tersebar
di tiap wilayah dalam kota maupun di
luar kota. Pada tahun 1663, seminari Quebec menjadi institusi pendidikan
tingkat lanjut pertama di negeri cikal
bakal Kanada. Institut berbahasa Inggris
pertama adalah universitas New Brunswick
yang pertama kali membuka pintunya untuk
mahasiswa pada tahun 1785. Kebanyakan
universitas Kanada dibiayai oleh negara,
dan semua menjaga kualitas canggih
secara konsisten tanpa memandang lokasinya. Kesemuanya menjaga mutu pendidikan akademis canggih secara
otonomi. Jumlah mahasiswa di setiap universitas bervariasi
dari 35.000 sampai kurang dari
1000. Sebagai tambahan, banya
universitas memiliki mahasiswa-mahasiswa
yang belajar part-time dan tingkat
lanjut (S2 dan S3).
Biaya kuliah pada tiap universitas di Kanada bervariasi
tergantung dari daerah, institusi, dan
program studinya. Secara umum bisa disimpulkan bahwa universitas-universitas di
negara bagian British Columbia, Ontario,
Quebec, dan New Brunswick mempunyai rata-rata uang sekolah lebih tinggi
dibandingkan propinsi-propinsi
lainnya. Queen’s university dan
Ryerson Polytechnic University yang
terletak di Ontario mempunyai uang sekolah tertinggi yaitu sekitar 11,500 dollar Kanada pada tahun
1996.
Tahun ajaran di universitas-universitas di
Kanada sama dengan di AS, yaitu dari
bulan September sampai Mei tahun berikutnya.
Beberapa universitas memakai sistem satu semester atau trimester, dengan beberapa mata kuliah yang dapat
diikuti pada musim panas. Tiap
universitas memberlakukan standar penerimaan mahasiswanya dan pengujian untuk penerimaan mahasiswanya
masing-masing. Di Kanada tidak berlaku sistem pengujian
penerimaan mahasiswa yang
tersentralisasi. Gelar sarjana di
Kanada diakui sepadan dengan gelar dari
Amerika maupun universitas di negara-negara persemakmuran. Karena Kanada memiliki dua bahasa nasional,
Inggris dan Perancis, seorang pelajar
internasional dapat mengambil gelarnya di institusi pendidikan berbahasa Inggris atau
Perancis. Beberapa universitas memiliki dosen dalam kedua bahasa
tersebut.
Untuk dapat mengikuti program S-1 di hampir seluruh
universitas berbahasa Inggris, bagi
pelajar yang bukan berbahasa utama Inggris
harus terlebih dulu lulus tes dalam bahasa Inggris. Hasil TOEFL
umumnya dapat diterima, tapi universitas di Kanada biasanya mengadakan tes tersendiri. Untuk universitas berbahasa Perancis, harap diperhatikan bahwa tidak ada tes
standar bahasa Perancis yang diperlukan
bagi pelajar yang ingin mendaftar.
Universitas akan menentukan
tingkat kepandaian bahasa Perancis kasus per kasus dan bila perlu akan mewajibkan calon mahasiswa
mengikuti tes tertulis kalau kepandaian
bahasa Perancisnya diragukan.
Selain bentuk universitas biasa untuk pendidikan S-1 seperti
juga yang terdapat di AS, Kanada juga
mempunyai bentuk pendidikan tinggi lain
yaitu : college university, community
college, technology college, career
college, dan ESL/FSL. College university
pada dasarnya adalah campuran
universitas dan community college,
dan dirancang sesuai tuntutan komunitas tertentu. Hasilnya, mahasiswa dengan beragam usia mengikuti program yang
juga beragam di lembaga tersebut. Cakupan materi pelajarannya mulai dari
program universitas sampai pelajaran
dasar untuk orang dewasa. Ukuran kelasnya biasanya lebih kecil dari
universitas. Pimpinan college
university tersebut menggaji dosen-dosen sesuai keinginan dan kemampuan belajar mahasiswanya. College university biasanya tidak sebesar universitas, akan tetapi lebih besar
dari community college. College
university ini banyak terdapat di British Columbia.
Semua community college di Kanada merupakan
anggota dari Association of Canadian Community College (ACCC), dan dikenali secara resmi dari gelar akademisnya. Community college di Kanada bisa berupa sebuah institusi, akademi, maupun
CEGEP. Secara umum community college di Kanada mempunyai
tujuan yang seragam yaitu menjawab
kebutuhan pelatihan untuk dunia bisnis,
industri, jasa, serta pendidikan kejuruan untuk lulusan sekolah menengah atau orang dewasa. Dulu institusi ini memberikan diploma, bukan gelar, tetapi karena definisi
dari berbagai komunitas perlu dirubah,
beberapa akademi di ACCC sekarang memberi gelar.
Dari 2 atau 3 tahun program ajarannya, kebanyakan community
college berorientasi kurikulum kejuruan, seperti akademi
umumnya. Karena itu, beberapa mahasiswa
universitas sering nyambi di community college untuk mendapatkan
ketrampilan khusus yang akan sangat
bermanfaat dalam mencari pekerjaan. Community college biasanya memiliki kurikulum yang lebih
menjurus dari universitas, ukuran kelas
yang lebih kecil, kuliah luar kampus lebih banyak, perbandingan jumlah laboratorium yang lebih
banyak dari ruang kelas, cara mengajar
yang lebih interaktif, dan kriteria uji masuk yang lebih khusus.
Community college ini bersifat
dinamis, dalam artian kurikulumnya
berubah secara teratur untuk memenuhi tuntutan
ekonomi dan sosial dari komunitas tempat kerja warga setempat. Bila pola kebutuhan masyarakat berubah,
program community
college pun akan berubah.
Career
college atau tecnology college adalah college
yang dimiliki dan dikelola oleh pihak
swasta dengan tujuan mempersiapkan
siswanya untuk menghadapi pasar tenaga kerja setelah latihan dalam masa tertentu. Penekanan program di institusi ini terletak
pada ketrampilan praktis yang akan
didapat dari berbagai program latihannya
dengan kekhususan dalam bidang bisnis, komputer, dan sekretaris.
Walaupun milik swasta, career
college ini diakui oleh tiap
propinsi dan mereka wajib memelihara kualitas dan standar program mereka.
ESL dan FSL adalah lembaga pendidikan bahasa
Inggris dan Perancis bagi pelajar
internasional yang berminat belajar di Kanada.
Karena bahasa Inggris lebih dominan, maka kebanyakan pelajar akan memilih ESL (English as Second Language).
Hampir seluruh universitas dan
community college memilik program ESL, dan
umumnya sekolah swasta sangat fleksibel dalam hal persyaratan program dan waktu untuk mengikuti ESL. Kondisi yang sama juga berlaku untuk FSL (French as Second Language) yang sebagian besar terdapat di negara bagian Quebec.
3.
Pendidikan
Pascasarjana
Secara umum sistem pendidikan pasca sarjana di Kanada hampir sama dengan di AS. Perbedaan signifikan, yang juga berlaku
untuk pendidikan S-1, mungkin terletak
pada musim kuliah dimana kalau di AS
musim perkuliahan terdiri dari semester musim gugur, semester musim semi, dan semester musim panas. Mengingat Kanada lebih “sejuk” daripada AS, maka semester musim
panas tidak dikenal di Kanada. Musim kuliah dimulai dengan semester musim
gugur (September – Desember), disusul
dengan semester musim dingin (Januari –
April) dan diakhiri dengan semester musim semi (Mei – Juli). Musim-musim perkuliahan seperti inilah
yang disebut dengan trimester seperti
sudah disebutkan di bagian sebelumnya.
Bagi mahasiswa asing yang hendak menjalankan program pasca sarjana di Kanada, perlu melengkapi
persyaratan pendaftaran seperti yang
sudah dijelaskan pada bagian AS. Umumnya
perguruan tinggi di Kanada mensyaratkan
calon mahasiswa pasca sarjana internasional
untuk mempunyai skor TOEFL paling sedikit 550 dengan skor minimal untuk setiap bagian dalam TOEFL tidak
kurang dari 50.
Calon mahasiswa asing juga harus memperhatikan sebaik-baiknya batas waktu pendaftaran untuk semester musim
gugur. Kebanyakan universitas meminta para pelamar sudah
memasukkan semua dokumen yang dibutuhkan
paling lambat 1 Februari. Patut diperhatikan bahwa kebanyakan program pasca
sarjana hanya menerima mahasiswa baru
untuk semester musim gugur, bukan pada
semester lainnya. Sebagai
tambahan dokumen-dokumen pendaftaran,
calon mahasiswa juga harus menyertakan application fee yang besarnya bervariasi setiap universitas
(umumnya antara 40-60 dollar Kanada)
dalam bentuk money order dan bersifat
non-refundable.
Persyaratan minimal untuk dipertimbangkan sebagai calon
mahasiswa master di Kanada adalah nilai
rata-rata B selama masa pendidikan S-1, baik di Kanada maupun di luar Kanada
sejauh universitas tersebut dikenal oleh
pihak universitas di Kanada. Persyaratan
yang sama juga berlaku untuk program
doktor dengan tambahan si pelamar harus
mampu menunjukkan kemampuannya dalam melakukan riset Surat resmi penerimaan mahasiswa pasca
sarjana di Kanada adalah permit to register yang dikeluarkan oleh
pihak graduate studies office.
Salah satu keunikan sistem pendidikan pasca sarjana di Kanada adalah fleksibilitas universitas dalam
menerima mahasiswa baru program master.
Apabila seorang calon mahasiswa sudah memenuhi persyaratan yang diajukan pihak universitas,
maka ia segera diterima sebagai
mahasiswa program master dengan
status regular student. Biasanya regular
student mempunyai latar belakang pendidikan S-1 yang sesuai dengan bidang yang ingin ditempuh
dalam program pasca sarjana. Apabila seorang calon mahasiswa ternyata
tidak mempunyai nilai rata-rata B selama
masa pendidikan S-1-nya, ia masih dapat
diterima sebagai mahasiswa program master dengan status probationary
student dimana ada dua syarat tambahan yang
dikenakan padanya; calon mahasiswa mempunyai pengalaman kerja minimal tiga tahun setelah menyelesaikan S-1-nya,
dan nilai rata-rata si calon pada tahun
terakhir S-1 lebih dari B.
Perbedaan probationary student dengan regular
student terletak pada jumlah mata
kuliah yang diambil untuk mendapatkan gelar Master.
Probationary student
diwajibkan untuk mengambil mata kuliah lebih
banyak dibandingkan dengan regular student Selain itu prestasi probationary
student terus dimonitor oleh pihak departemen terutama untuk dua semester pertama. Selama dua semester tersebut, probationary
student harus mampu meraih nilai minimal 70% (sekitar B-) agar bisa dipertimbangkan untuk
melanjutkan studinya sebagai mahasiswa
program master.
Apabila seorang calon mahasiswa
mempunyai latar belakang pendidikan S-1 yang berbeda dengan program master yang dilamar, maka si calon akan diterima sebagai transitional student. Kewajiban dari transitional student adalah menyelesaikan suatu program yang
terdiri dari paling banyak lima mata
kuliah S-1 atau satu semester dengan nilai rata-rata minimal 70%, agar bisa melanjutkan studinya
sebagai mahasiswa program master. Apabila menurut opini
departemen, seorang calon mahasiswa
tidak mempunyai latar belakang memadai untuk
menyelesaikan program master dalam jangka waktu satu tahun diwajibkan mengikuti qualifying program.
Peserta qualifying program
atau qualifying student belum
dianggap sebagai kandidat untuk gelar master, dan karenanya tidak disebut sebagai mahasiswa pasca sarjana. Sebuah qualifying program biasanya berupa satu tahun pendidikan S-1
dengan minimum pendaftaran untuk dua
semester. Kuliah-kuliah dalam program
ini biasanya berfokus pada mata
pelajaran S-1 yang merupakan syarat
utama suatu program master,
tetapi belum pernah diambil sama sekali
oleh calon mahasiswa sebelumnya.
Lulusan qualifying program tidak otomatis menjadi mahasiswa program master.
Mereka harus mendaftar untuk
masuk program master dengan prosedur
biasa.
Sedikit berbeda dengan AS, program master di Kanada mensyaratkan
pesertanya untuk membuat suatu karya tulis akhir yang bisa berupa master
thesis, master project, ataupun sebuah essay mengenai bidang yang ditekuninya. Jumlah keseluruhan mata kuliah yang
diambil (termasuk karya tulis akhir)
untuk mendapatkan gelar master
umumnya adalah delapan mata kuliah.
Selama kuliah-kuliah tersebut,
mahasiswa harus mampu mencapai nilai minimal 70% (sekitar B-) agar selamat dari ancaman dikeluarkan dari
program. Di Kanada, seorang mahasiswa program master dibatasi tiga tahun untuk
menyelesaikan program masternya.
Untuk program doktor, universitas-universitas di Kanada
biasanya mentargetkan para pesertanya
untuk bisa meraih gelar doktor dalam
waktu tiga tahun setelah menyelesaikan master. Sama seperti di
AS, ada tahapan-tahapan ujian yang harus
dilalui seorang calon doktor di Kanada,
dan ujian pertama yang harus ditempuh adalah
comprehensive exam. Setelah menyelesaikan seluruh program kuliahnya, pihak departemen segera menugaskan
sebuah komite untuk comprehensive exam seorang mahasiswa doktor yang diketuai oleh advisor mahasiswa tersebut. Setelah lolos dari ujian tersebut, mahasiswa atau kandidat doktor dapat memulai
penelitian dan menulis disertasi dengan
bimbingan sebuah komite baru yang
dibentuk pihak departemen disebut advisory
committee yang kembali diketuai oleh
advisor mahasiswa tersebut Komite
tersebut bertugas hanya selama mahasiswa
melakukan penelitian dan penulisan, dan
apabila mahasiswa siap untuk melakukan ujian akhir, maka dibentuk komite baru yaitu examining board. Board
inilah yang nantinya akan menentukan
apakah disertasi yang diuji tersebut bisa diterima atau diterima dengan syarat atau bahkan
ditolak.
Mengingat pentingnya peran advisor dalam kualitas penelitian
serta disertasi yang akan dibuat,
universitas di Kanada membuat suatu
ketentuan untuk memberikan akreditasi bagi para pengajar yang sudah layak untuk membimbing disertasi. Seorang profesor dengan identifikasi sebagai seorang Approved Doctoral Dissertation Supervisor (ADDS), berhak untuk menjadi
ketua komite disertasi seorang mahasiswa
program doktor. Akreditasi ini
dilakukan berdasarkan pengalaman dan
aktivitas setiap profesor di universitas.
Seorang profesor yang belum mempunyai sertifikat ADDS hanya bisa menjadi co-advisor/supervisor bersama dengan
profesor lain yang sudah mempunyai ADDS.
Setiap departemen dalam suatu universitas
biasanya akan selalu memberikan daftar nama profesor yang sudah mempunyai akreditasi ADDS sebagai petunjuk
bagi setiap mahasiswa program
doktor.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Mulai usia
6 tahun, anak-anak Amerika dapat masuk SD. Pendidikan dasar dan menengahnya
terdiri atas SD (Elementary School)
selama 6 tahun, SMP (Junior High School)
selama 2 tahun dan SMA (High School)
selama 4 tahun. Dilanjutkan dengan pendidikan strata satu selama 4-5 tahun dan
pendidikan pascasarjana.
Pendidikan
dasar dan menengah di Kanada pada umumnya terdiri atas SD selama 6 tahun, SMP
selama 3 tahun dan SMA selama 3 tahun. Kemudian dilanjutkan pendidikan strata
satu dan pendidikan pascasarjana.
B.
Saran
1.
Dengan mempelajari
perbandingan pendidikan, diharapkan Indonesia dapat lebih meningkatkan
kompetensi hasil lulusan pendidikannya, sehingga tidak kalah berkompetisi
dengan lulusan-lulusan dari pendidikan Barat baik dari sisi keilmuan maupun
pragmatisme;
2.
Pemerintah seyogyanya
dapat mengambil model pendidikan yang tepat untuk diterapkan di Indonesia
dengan mengadopsi dari berbagai sistem pendidikan di dunia yang sekiranya
relevan dengan keindonesiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abd.
Rachman Assegaf. 2003. Internasionalisasi
Pendidikan. Yogyakarta : Gama Media.
http://indo-america.com/buku-panduan-america.pdf.html
[1] http://chairulmuslimna.blogspot.com/2009/11/pendidikan-islam-dan-barat.html, diakses pada 21/04/2013.
[2]
http://indo-america.com/buku-panduan-america.pdf.html, diakses pada 21/04/2013.
[3] Drs. Abd. Rachman Assegaf, M.A,
Internasionalisasi Pendidikan, (Yogyakarta
: Gama Media, 2003), hal. 229.
[4] Drs. Abd. Rachman Assegaf, M.A,
Internasionalisasi Pendidikan, (Yogyakarta
: Gama Media, 2003), hal. 214.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar Anda