BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Islam adalah agama yang universal dan berlaku untuk semua
umat manusia dan semua zaman. Di dalamnya terkandung nilai-nilai dan aturan yang
dijadikan pedoman dalam menjalani hidup oleh umat manusia. Cara yang tepat
untuk melestarikan nilai-nilai Islam tersebut melalui pendidikan Islam.
Pendidikan Islam disini berlaku untuk semua umat manusia. Setiap orang berhak
untuk mendapatkan pendidikan. Baik itu melalui pendidikan formal, informal
maupun nonformal. Bahkan bagi orang yang memiliki kekurangan berhak atas
pendidikan.
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya. Akan tetapi khusus bagi anak tunanetra juga berhak memperoleh
pendidikan luar biasa. (UU Sisdiknas No. 23 Tahun 2002).
Pendidikan sudah dicontohkan dalam Islam, ketika Allah
menciptakan nabi Adam a.s, lalu Allah mengajarkan kepadanya nama benda-benda
secara keseluruhannya dan Adam diminta untuk menyebutkan nama benda-benda
tersebut, al-Baqarah ayat 31:
zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ
Artinya : “Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat lalu berfirman : “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
memang orang-orang yang benar!” (Qs. al-Baqarah: 31)[1]
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan
asal-usul, status sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk
anak-anak yang mempunyai kelainan sebagaimana diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal
31.
Pada dasarnya setiap anak membutuhkan suatu pendidikan
untuk mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya secara optimal. Bukan
hanya untuk anak normal saja, akan tetapi juga untuk anak yang memiliki keterbatasan,
dalam hal ini adalah anak tunanetra atau cacat lainnya. Meskipun dengan
keterbatasan pada indra penglihatannya, anak tunanetra membutuhkan latihan khusus
yang meliputi latihan membaca, menulis huruf braille, penggunaan tongkat,
serta melakukan latihan visual atau fungsional pada penglihatan.
Untuk mencapai tujuan pendidikan, sekolah mempunyai peranan
yang sangat penting dan strategis. Karena sekolah disamping sebagai tempat
belajar juga sebagai tempat untuk latihan menghayati kehidupan yang lebih
majemuk dan lebih kompleks. Kegiatan pengajaran di sekolah adalah merupakan
bagian dari kegiatan pendidikan pada umumnya yang secara otomatis berusaha
untuk membawa masyarakat (anak didik atau siswa) menuju ke suatu keadaan yang lebih
baik.
B.
Perumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan
sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa?
2. Bagaimana
kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah khusus?
C.
Tujuan
Pembahasan
Berdasarkan
perumusan permasalahan di atas, maka tujuan dari pembahasan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan khusus atau pendidikan luar
biasa;
2. Untuk
mengetahui bagaimana kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan Khusus
Amanat hak atas pendidikan
bagi penyandang cacat, kelainan atau ketunaan ditetapkan juga dalam
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32
yang menyebutkan bahwa : “Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan istimewa.”
Tujuannya agar peserta
didik tersebut mampu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai
pribadi maupun anggota masyarakat sehingga mampu hidup mandiri dan mengadakan
interaksi dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Namun kenyataannya jumlah
anak berkelainan yang mendapatkan layanan pendidikan jumlahnya masih sangat
sedikit.
Kesenjangan diantaranya
disebabkan oleh masih adanya hambatan dalam pola pikir masyarakat kita yang
cenderung dikotomis dan memandang anak yang berkelainan dianggap sosok yang
tidak berdaya, sehingga tidak perlu dibantu dan dikasihani.
B.
Kurikulum
PAI di Sekolah Khusus
Pada hakikatnya, kurikulum mempunyai kesamaan fungsi, yaitu
sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan kurikulum sendiri
merupakan tujuan setiap program pendidikan yang dilaksanakan pada peserta didik
sehingga tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan yang
dilaksanakan.[2]
SLB adalah sekolah yang dikhususkan untuk siswa yang mengalami cacat baik
mental maupun fisiknya, sekolah ini dituntut untuk membantu perkembangan mental
atau jiwa siswa agar menjadi anak yang bisa bermasyarakat dengan baik dan
melaksanakan ibadah sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh agama, melalui
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tidak hanya memberikan materi
yang hanya berhubungan dengan manusia
saja, tetapi juga memberikan materi yang bisa membantu dalam perkembangan
mentalnya. Dalam hal ini adalah pada pembahasan akhlak, walaupun juga tidak
menutup kemungkinan dalam memberikan materi atau pembahasan lainnya juga akan
disisipkan materi tentang motivasi untuk perkembangan mentalnya.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam mempunyai beberapa
karakteristik unik dan khas, antara lain (a) penekanan pada pencarian ilmu
pengetahuan, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan tersebut atas dasar
ibadah kepada Allah yang berlangsung sepanjang hayat; (b) pengamalan ilmu
pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Allah dan masyarakat; (c)
pengakuan adanya potensi dan kemampuan pada peserta didik untuk berkembang
dalam suatu kepribadian yang utuh; dan (d) setiap pencari ilmu dipandang
sebagai makhluk Tuhan yang perlu dihormati dan disantuni agar potensi-potensi
yang dimilikinya dapat terakumulasi dengan baik.[3]
Pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan suatu proses
yang berkelanjutan dan merupakan suatu siklus dari beberapa komponen, yaitu
tujuan, bahan, kegiatan, dan evaluasi.[4]
Pembelajaran pendidikan Agama Islam untuk penyandang cacat di SLB merupakan
program yang harus dilaksanakan sebagaimana yang diwajibkan di sekolah pada
umumnya. Akan tetapi dalam teknik pelaksanaannya berbeda dengan sekolah pada
umumnya baik dari desain pengajarannya sampai pada cara mengkomunikasikan atau
dalam interaksinya.
Persiapan sebelum interaksi belajar mengajar pada bidang
studi PAI, guru bidang studi PAI mempersiapkan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar. Persiapan sebelum interaksi belajar
mengajar dibuat oleh guru kelas dalam bentuk rencana pengajaran atau satpel
(satuan pelajaran) kemudian dikonfirmasikan atau di musyawarahkan dengan kepala
sekolah.
Dalam penyampaian pembelajaran materi PAI guru menggunakan
metode yang berbeda-beda sesuai dengan materi apa yang sedang disampaikan.
Seperti materi yang disampaikan berkenaan dengan fiqih yang kebanyakan bersifat
teoritis dan praktis, maka materi fiqih akan disampaikan dengan teori dan
dilanjutkan dengan praktek, begitu juga materi yang berkaitan dengan akhlak
maka guru akan memberikan ceramah kepada para siswa.
Salah
satu faktor penentu kegiatan belajar mengajar adalah metode. Metode pengajaran
adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran sehingga pencapaian hasil
pembelajaran dapat optimal. Dalam proses pembelajaran termasuk Pendidikan Agama
Islam, metode memiliki kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan
pembelajaran. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran tidak akan dapat berproses
secara efektif dalam kegiatan belajar-mengajar ke arah yang dicapai.
Menurut
Aqila, metode pembelajaran untuk anak cacat pada dasarnya memiliki kesamaan
dengan metode pembelajaran pada anak normal, hanya saja ketika dalam
pelaksanaan memerlukan modifikasi agar sesuai dengan anak yang melakukan
pembelajaran tersebut. Sehingga pesan atau materi yang disampaikan dapat
diterima ataupun dapat ditangkap dengan baik dan mudah oleh anak-anak tunanetra
tersebut dengan menggunakan semua sistem indranya yang masih berfungsi dengan
baik sebagai sumber pemberi informasi.
Dalam
proses pembelajaran, guru harus memperhatikan materi pelajaran dengan memilih
metode pembelajaran yang tepat mengingat dalam dunia pendidikan strategi
mempunyai andil yang sangat besar dalam mencapai tujuan. Selain itu, guru perlu
mengenal dan memahami keadaan anak didik berkenaan dengan potensi pada dirinya.
Hal tersebut sangat penting agar materi yang disampaikan oleh guru dapat
diserap oleh anak didik. Selain itu guru akan mudah dalam pengelolaan kelas.
Proses
pembelajaran bagi anak cacat dibutuhkan metode yang bervariasi agar anak didik
dapat menyerap materi yang diajarkan dan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan.
Metode yang dapat digunakan dalam rangka pembelajaran ini terdiri dari beberapa
metode, diantaranya; metode tanya jawab, metode dikte, metode ceramah, metode
hafalan, metode praktik, metode problem solving, dan metode drill.
Dalam penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan
diajarkan dan diikuti dengan metode pembelajaran lainnya yang sesuai dengan
materi agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Selain
dari guru yang menanganinya di kelas, di rumah orang tua harus berperan aktif
untuk mendidik anaknya dalam rangka mengembangkan kemampuan intelektualnya maupun
kemampuan yang lainnya. Rasulullah bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah
yang menjadikan dia Nasrani, Yahudi atau Majusi”. (HR. Bukhori).
Terkadang
orang tua tidak peduli dengan kondisi anak yang tergolong cacat. Anak cacat
merupakan aib bagi sebuah keluarga. Padahal orang tua mempunyai peranan yang
sangat penting dalam pendidikan anak. Orang tua adalah guru yang pertama dan
utama bagi perkembangan anak didik. Tanpa adanya dorongan dari orang tua maka
perkembangan anak cacat akan mengalami hambatan. Untuk mengatasi pendidikan
anak cacat ini diadakan lembaga pendidikan khusus yang menampung anak-anak
tersebut. Di sekolah ini mereka mendapatkan beberapa mata pelajaran diantaranya
Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam yang mereka peroleh diantaranya;
Al-Qur’an, Akhlak, Aqidah, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Alternatif
untuk menyekolahkan anak cacat ke sekolah khusus belum mencapai hasil yang
memuaskan. Hal ini dikarenakan jumlah sekolah khusus yang hanya sedikit
ditambah lagi jaraknya yang sangat jauh dan ketika dimasukkan di sekolah
reguler tidak diterima dengan alasan kecacatan yang dialami atau sekolah belum
siap menerima anak cacat, membuat orang tua enggan untuk menyekolahkannya.
Walaupun ada sebagian orang tua yang tidak mau menyekolahkan anaknya ke sekolah
khusus, ada juga yang berusaha agar anaknya belajar walaupun di sekolah khusus.
Pelaksanaan kegiatan interaksi belajar mengajar merupakan
tahap setelah seperangkat persiapan telah direncanakan. Dalam kegiatan ini guru
dituntut kemampuan yang lebih dibanding guru yang mengajar PAI di sekolah pada
umumnya. Hal ini yang menjadi pertimbangan karena anak yang dihadapi adalah
anak yang sulit memahami dan mengerti dalam mengikuti pembelajaran.
Saat memberikan materi pelajaran PAI, siswa cacat masih
bisa diajak berkomunikasi, seperti disuruh untuk maju ke depan atau ketika
disuruh untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Sehingga kemampuan lebih
yang harus dimiliki oleh guru, yakni menciptakan dan menumbuhkan kondisi dalam
proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun.
SK/KD Pendidikan Agama Islam di SMPLB-B
(Tunarungu)
Kelas VII,
Semester 1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Al Qur’an
|
|
1. Menerapkan hukum bacaan
“Al” Syamsiyah dan “Al” Qamariyah
|
1.1 Menjelaskan hukum bacaan “Al”
Syamsiyah dan “Al” Qamariyah
1.2 Membedakan hukum bacaan “Al”
Syamsiyah dan “Al” Qamariyah
1.3 Menerapkan bacaan “Al”
Syamsiyah dan “Al” Qamariyah
dalam bacaan surat-surat Al-Qur’an dengan benar
|
Aqidah
|
|
2. Meningkatkan keimanan kepada
Allah SWT melalui pemahaman sifat-sifatNya
|
2.1 Menunjukkan
tanda-tanda adanya Allah SWT
2.2 Membaca
ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah
2.3 Menyebutkan
arti ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.4 Menampilkan
prilaku sebagai cerminan keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
|
3. Memahami Al Asma Al Husna
|
3.1 Menyebut
arti ayat-ayat Al Qur’an yang berkaitan dengan 10
Al Asma Al Husna
4.0 Mengamalkan
isi kandungan 10 Al Asma Al Husna
|
Akhlak
|
|
4. Membiasakan perilaku terpuji
|
4.1 Menjelaskan
pengertian tawadhu, taat, qana’ah, dan sabar
4.2
Menampilkan contoh-contoh
perilaku tawadhu, taat, qana’ah, dan sabar
4.1 Membiasakan perilaku tawadhu, taat, qana’ah,
dan sabar
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Fiqih
|
|
5. Memahami ketentuan-ketentuan
thaharah (bersuci)
|
5.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajib
5.2 Menjelaskan perbedaan hadas dan najis
|
6. Memahami tatacara shalat
|
6.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat wajib
6.2 Mempraktikkan shalat wajib
|
7. Memahami tatacara shalat
jamaah dan munfarid (sendiri)
|
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jamaah dan munfarid
7.2 Mempraktikkan shalat jamaah dan shalat munfarid
|
Tarikh dan Hadlarah
|
|
8. Memahami sejarah Nabi
Muhammad SAW
|
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW pada massa periode Mekah
8.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad untuk semua manusia dan bangsa
|
Kelas VII, Semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Al Qur’an
|
|
9. Menerapkan hukum bacaaan nun
mati/tanwin dan mim mati
|
9.1 Menjelaskan
hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim mati
9.2 Membedakan
hukum bacaan nun mati/tanwin dan mim
mati
9.3 Menerapkan
hukum nun mati/tanwin dan mim mati dalam bacaan surat-surat Al-qur’an dengan
benar
|
Aqidah
|
|
10. Meningkatkan keimanan kepada Malaikat
|
10.1 Menjelaskan arti beriman kepada Malaikat
10.2 Menjelaskan tugas-tugas Malaikat
10.3 Menampilkan prilaku sebagai cerminan keyakinan akan
tugas-tugas Malaikat
|
Akhlak
|
|
11. Membiasakan perilaku terpuji
|
11.1 Menjelaskan pengertian kerja keras, tekun, ulet, dan
teliti
11.2 Menampilkan contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet,
dan teliti
11.3 Membiasakan perilaku kerja keras, tekun, ulet, dan
teliti
|
Fiqih
|
|
12. Memahami tatacara shalat Jum’at
|
12.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat Jum’at
12.2 Mempraktikkan shalat Jum’at
|
13. Memahami tatacara shalat jama dan qashar
|
13.1 Menjelaskan shalat jamak dan shalat
qashar
13.2 Mempraktikkan shalat jamak dan qashar
|
Tarikh dan Hadlarah
|
|
14.
Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
|
14.1 Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak,
membangun manusia mulia dan bermanfaat
14.2 Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam
semesta, pembawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat
14.3 Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi
masyarakat Makkah
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan istimewa.
Pendidikan Agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang
selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun
peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban
bangsa yang bermartabat. Manusia seperti
itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang
muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional,
maupun global. Peranan Pendidikan Agama
Islam di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan potensi moral dan spiritual
yang mencakup pengenalan, pemahaman, penanaman dan pengamalan nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Tuntutan
visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai dengan jenjang
persekolahan yang secara nasional
Proses
pembelajaran bagi anak tunanetra dibutuhkan metode yang bervariasi agar anak
didik dapat menyerap materi yang diajarkan dan dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan. Metode yang dapat digunakan dalam rangka pembelajaran ini terdiri
dari beberapa metode, diantaranya; metode tanya jawab, metode dikte, metode
ceramah, metode hafalan, metode praktek, metode problem solving, dan
metode drill. Dalam penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan dan diikuti dengan metode pembelajaran
lainnya yang sesuai dengan materi agar proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
B.
Saran
1. Seyogyanya
guru di sekolah khusus lebih bijaksana dalam memilih materi dan metode
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik, sehingga kegiatan
pembelajaran tersebut dapat berhasil dengan baik dan efisien;
2. Lembaga
pendidikan dan stakeholder yang
terkait dengan sekolah khusus hendaknya dapat melayani kebutuhan Pendidikan
Agama Islam dengan baik sehingga peserta didik dapat membentuk mental agamis
sesuai dengan karakter budaya indonesia;
3. Hendaknya
pemerintah memberikan fasilitas yang dibutuhkan demi terselenggaranya
pendidikan di lembaga sekolah khusus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan,
Asep Herry, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,
Cet. 9. Jakarta : Universitas Terbuka.
Raharjo, Rahmat. 2010. Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pengembangan Kurikulum dan
Pembelajaran. Yogyakarta : Magnum Pustaka.
Raharjo,
Rahmat. 2012. Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum Membangun Generasi Cerdas & Berkarakter untuk Kemajuan Bangsa. Yogyakarta
: Baituna Publishing.
Soenarjo,
dkk. 1989. al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang
: Toha
Putra.
Tim
Penyusun. 2006. Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
[1]
Prof. R. H. A. Soenarjo, S.H, dkk, al-Qur’an
dan Terjemahnya, Toha Putra, Semarang, 1989, hal. 14..
[2]
Dr. H. Rahmat Raharjo, M.Ag, Pengembangan
dan Inovasi Kurikulum Membangun Generasi Cerdas & Berkarakter untuk
Kemajuan Bangsa, (Yogyakarta : Baituna Publishing, 2012), hal. 21.
[3]
Dr. H. Rahmat Raharjo, M.Ag, Inovasi
Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran, (Yogyakarta
: Magnum Pustaka, 2010), hal. 38.
[4]
Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran,
Cet. 9, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), hal. 1.14.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar Anda