Pendidikan merupakan kebutuhan
setiap manusia dan warga negara. Bahkan berpendidikan merupakan hak asasi
manusia yang dilindungi dan diatur dalam Undang-Undang. Kebutuhan akan
pendidikan tersebut memicu akan perlunya sutau lembaga pendidikan formal dengan
kurikulum yang distandarkan oleh pemerintah. Sehingga proses dan hasil
pendidikan dapat dinikmati oleh setiap orang.
Mengacu pada kebutuhan akan
pendidikan tersebut, pemerintah berupaya secara berkelanjutan untuk mendirikan
lembaga-lembaga pendidikan formal dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut
Ibu Wahyu Sulistiyanti, sebelum tahun 1961, warga masyarakat dalam hal ini
peserta didik yang berlokasi di Dukuh/Dusun Sarimulyo, Wanasari dan Gagargadung
yang notabene menjadi sumber arus peserta didik bagi SD Negeri 2 Wadaslintang
sekarang ini harus bersekolah di SD Negeri 1 Wadaslintang yang sudah berdiri
lebih dahulu. Dengan jarak tempuh yang lebih dari 3 (tiga) kilometer bagi
peserta didik dari ketiga dukuh/dusun tersebut dan harus berjalan kaki. Hal
tersebut menjadi pemikiran bagi para tokoh masyarakat Desa Wadaslintang waktu
itu, bahwa perlu didirikan sekolah dasar baru agar tercapai pemerataan dan
peningkatan kesadaran masyarakat untuk bersekolah.[1]
Ketika peneliti mewawancarai Bapak
Poniman, salah satu tokoh masyarakat yang turut berjuang dalam pendirian SD
Negeri 2 Wadaslintang, beliau menjelaskan bahwa sekolah dasar ini berdiri pada
tahun 1961. Dengan melibatkan masyarakat setempat, kerja keras mereka akhirnya
membuahkan hasil dengan beroperasinya sekolah tersebut pada tahun 1961.
Sehingga anak usia sekolah dari ketiga dukuh/dusun tadi tidak perlu jauh-jauh
berjalan kaki untuk sekolah. Dengan luas lahan 2.352 m2 dan luas
bangunan 531 m2, sekolah ini terus berkembang dari tahun ke tahun
dan sampai sekarang dengan berbagai prestasi yang telah diraih, baik prestasi
akademik maupun nonakademik.[2]
Beberapa tenaga pendidik yang
pernah menjabat sebagai kepala sekolah, membangun dan mengembangkan pendidikan
di SD Negeri 2 Wadaslintang ini antara lain Bapak FX. Yatno Susanto, Bapak Suhadi, Bapak
Suroyo, Bapak Poniman, Bapak Suroso dan Ibu Turiyah yang saat ini masih
menjabat sebagai kepala sekolah. Selain itu, partisipasi yang aktifdari komite
sekolah dan tokoh masyarakat dalam pengembangan pendidikan di sekolah ini
antara lain dari sumbangsih Bapak Kamto, Bapak Warno, Bapak Wanto dan Bapak
Fakhrurrozi. Akreditasi terakhir sekolah ini yaitu pada tanggal 12 Desember
2007 dengan Nomor SK. Dd. 007472 mendapat nilai akreditasi A. Saat ini, SD
Negeri 2 Wadaslintang tengah bersiap untuk menghadapi akreditasi sekolah lagi
dari BAN S/M.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar Anda