Selasa, 13 Maret 2012

Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimental. Menurut S. Margono, penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui[1]. Penelitian eksperimental paling tepat untuk menguji hubungan sebab akibat melalui pengujian hipotesis menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat analitik.
Nana Sudjana dan Ibrahim menyatakan bahwa ada tiga sifat penting dalam penelitian eksperimen, yakni kontrol atau pengendalian, manipulasi atau perlakuan dan pengamatan/pengukuran.[2] Penelitian eksperimental menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Percobaan tersebut untuk membandingkan dua kelompok sasaran penelitian. Satu kelompok diberi perlakuan khusus tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding. Karena itu, kelompok kedua ini disebut sebagai kelompok kontrol. Selisih tanggap antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menjadi ukuran pengaruh perlakuan yang diberikan kepada kelompok-kelompok tersebut.[3]
Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen berupa desain pre-test and post-test group[4]. Dalam desain penelitian ini, observasi dilakukan dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre-test, sedangkan observasi sesudah eksperimen (02) disebut  post-test. Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan eksperimen. Desain eksperimen prates-pascates satu kelompok[5]  pada penelitian ini dilukiskan sebagai berikut :
Prates
Variabel Bebas
(Perlakuan)
Pascates
Y
X
Y
01    X    02
Sedangkan pola pada pre-test and pot-test group[6] adalah sebagai
berikut :
Pola :                        

Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran didesain sedemikian rupa, sehingga pembelajaran sebelum dan sesudah treatment, kelas  mendapat perlakuan (treatment) yang berbeda. Pada saat treatment,  dalam proses pembelajarannya menggunakan media animasi yang telah dipersiapkan sebelumnya, sedangkan sebelum treatment, dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan media animasi.


[1] Drs. S. Margono, Op. Cit., hal. 105-106.
[2] Dr. Nana Sudjana & Dr. Ibrahim, M.A, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2009, hal. 22.
[3] Drs. S. Margono, Op. Cit., hal. 110.
[4] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 85-86.
[5] Dr. Nana Sudjana dan Dr. Ibrahim, M.A, Op. Cit., hal. 35.
[6] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hal. 84-86.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tulis komentar Anda