Proses sains diturunkan dari langkah-langkah yang dilakukan sainstis ketika melakukan penelitian ilmiah. Langkah-langkah tersebut dinamakan keterampilan proses. Keterampilan proses terdiri atas kata “keterampilan” dan “proses”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kata benda yang berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas.[1] Sedangkan proses merupakan kata benda yang berarti runtutan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu.[2]
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Dengan demikian, Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik).[3]
Semiawan, dkk dalam Wahidin menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.[4] Jadi, keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu tindakan dalam belajar sehingga menghasilkan konsep, teori, prinsip, hukum maupun fakta atau bukti. Mengajarkan keterampilan proses pada siswa berarti memberi kesempatan kepada mereka untuk melakukan sesuatu buka hanya membicarakan sesuatu tentang sains.
Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses- prosesnya meliputi keterampilan mengobservasi, mengklasifikasi, mengukur, mengkomunikasi-kan, menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan- hubungan angka.
a. Keterangan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (dalam Wahidin) adalah keterampilan yang dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian-kejadian. Mengobservasi juga berarti mengunakan segenap panca indera untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian.[5]
Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh benda-benda, sistem-sistem dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk, ukuran, dan lain-lain.
b. Keterampilan Mengklasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler (dalam Wahidin) merupakan keterampilan yang dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda-benda berdasarkan pada (set yang ditetapkan sebelumnya dari) sifat- sifat benda tersebut. Mengkalsifikasi merupakan proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda-benda atau kegaitan-kegiatan.[6]
Bentuk-bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar-gambar hewan, daun-daun, atau kancing-kancing berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari gambar-gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan buletin sekolah atau papan panjang di kelas.
c. Keterampilan Mengukur
Keterampilan mengukur dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan satuan-satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu, berat, dan sebagainya. Keterampilan dalam mengukur memerlukan kemampuan untuk menggunakan alat ukur secara benar dan kemampuan untuk menerapkan cara perhitungan dengan menggunakan alat-alat ukur. Langkah pertama proses mengukur lebih menekankan pada pertimbangan dan pemilihan instrumen (alat) ukur yang tepat untuk digunakan dan menentukan perkiraan sautu objek tertentu sebelum melakukan pengukuran dengan suatu alat ukur untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
d. Keterampilan Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Mengkomunikasikan dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda serta kejadain-kejadian secara rinci.
Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membuat dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta, peta, gambar, dan lain-lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan mengkomuni-kasikan deskripsi benda-benda dan kejadian tertentu secara rinci, kemudian siswa tersebut menjelaskan deskripsi tentang objek yang diamati di depan kelas.
e. Keterampilan Menginferensi
Keterampilan menginferensi dapat dikatakan juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menginferensi/menduga/menyimpulkan secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang diobservasi.
f. Keterampilan Memprediksi
Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan terjadi pada observasi yang akan datang atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi Keterampilan memprediksi adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian-kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan grafik untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan.[7]
Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah diketahui.
g. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu
Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu meliputi keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu.
Untuk membantu mengembangkan pengertian siswa terhadap hubungan waktu-ruang, seorang guru dapat memberikan pelajaran tentang pengenalan dan persamaan bentuk-bentuk dua dimensi (seperti kubus, prisma, elips). Seorang guru dapat menyuruh sisiwa menjelaskan posisinya terhadap sesuatu, misalnya seorang siswa dapat menyatakan bahwa ia berada di barisan ketiga bangku kedua dari kiri gurunya.
h. Keterampilan Mengenal Hubungan-hubungan Angka
Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan Esler (dalam Wahidin) meliputi kegaitan menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk membuat operasi aritmatika (matematika). Menggunakan angka adalah mengaplikasikan aturan-aturan atau rumus-rumus matematis untuk menghitung jumlah atau menentukan hubungan dari pengukuran dasar.[8]
Kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan ini adalah menentukan nilai π dengan mengukur suatu rangkaian silinder, menggunakan garis bilangan untuk operasi penambahan dan perkalian. Latihan-latihan yang mengharuskan siswa untuk mengurutkan dan membandingkan benda-benda atau data berdasarkan faktor numerik membantu untuk mengembangkan keterampilan ini.
Sedangkan dalam penelitian ini, pendekatan keterampilan proses diterapkan dalam kegiatan praktikum pada pokok bahasan magnet. Keterampilan proses yang diterapkan dalam kegiatan ini antara lain :
a. Merencanakan, meliputi : menentukan langkah kerja, menentukan alat dan bahan, dan menetapkan variabel;
b. Melaksanakan, meliputi : merangkai alat dan bahan, mengamati dan mencatat data;
c. Menyajikan hasil, meliputi : menginterpretasikan data, menyimpulkan hasil praktikum, dan mengkomunikasikan hasil praktikum dalam bentuk laporan.
[1] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed. 3. – cet. 2., (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal. 1180.
[2] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,ed. 3. – cet. 2., (Jakarta : Balai Pustaka, 2002), hal. 899.
[3] Mahmudin, Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA, (http://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/05/pendekatan-keterampilan-proses-dalam-pembelajaran-ipa/, 2009), diakses pada 15-05-2011
[4] Wahidin, Keterampilan Proses Dasar pada Pembelajaran, (http://makalahkumakalahmu. wordpress.com/2008/10/23/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/, 2008), diakses pada
15-05-2011.
15-05-2011.
[5] Wahidin, Keterampilan Proses Dasar pada Pembelajaran, (http://makalahkumakalahmu. wordpress.com/2008/10/23/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/, 2008), diakses pada
15-05-2011.
15-05-2011.
[6] Wahidin, Keterampilan Proses Dasar pada Pembelajaran, (http://makalahkumakalahmu. wordpress.com/2008/10/23/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/, 2008), diakses pada
15-05-2011.
15-05-2011.
[7] Wahidin, Keterampilan Proses Dasar pada Pembelajaran, (http://makalahkumakalahmu. wordpress.com/2008/10/23/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/, 2008), diakses pada
15-05-2011.
15-05-2011.
[8] Wahidin, Keterampilan Proses Dasar pada Pembelajaran, (http://makalahkumakalahmu. wordpress.com/2008/10/23/keterampilan-proses-dasar-pada-pembelajaran/, 2008), diakses pada
15-05-2011.
15-05-2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar Anda