Noehi Nasution menyatakan bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.[1]
Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori humanistik dengan pandangannya yang sangat manusiawi, yaitu dengan cara memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar dengan tujuan untuk memanusiakan manusia bukan saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus dilakukan.[2]
Pembelajaran IPA di MI adalah kegiatan atau proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas dengan maksud untuk mencapai tujuan pembelajaran pada setiap indikator yang telah direncanakan sebelumnya, dalam hal ini pada mata pelajaran IPA.
Piaget dalam Amalia Sapriati mengajarkan kita pada suatu kenyataan bahwa seluruh anak mengikuti pola perkembangan yang sama tanpa mempertimbangkan kebudayaan dan kemampuan anak secara umum. Hanya umur anak di mana konservasi muncul sering berbeda. Point yang penting ini menjelaskan kita mengapa pembelajaran IPA di MI banyak menggunakan percobaan-percobaan nyata dan berhasil pada anak yang secara kebudayaan terhalangi.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tulis komentar Anda